BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
A. Konsep dasar medis
1. Anatomi dan fisiologi
a. Hati
Hati terletak di belakang tulang-tulang iga ( Kosta ) dalam rongga abdomen daerah atas. Hati memiliki berat sekitar 1.500 gr di bagi menjadi empat lobus. Setiap lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam lobus itu sendiri dan membagi massa hati menjadi unit-unit yang lebih kecil disebut lobus. ( Smeltzer & Bare, 2001, ed 8 vol 2, hal. 1150 ).
b. Fungsi hati
Hati adalah pabrik kimia terbesar dalam tubuh. Hati memiliki suplai darah yang besar ( 1-1 ½ Liter per menit ) yang di terima melalui :
1) Vena porta, yang membawa produk pencernaan dari saluran cerna.
2) Arteri hepatica, yang membawa O2 yang dibutuhkan oleh hati
Fungsi hati meliputi :
- Mengubah zat makanan yang diasorbsi dari usus halus dan yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarkan sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan.
- Mengubah zat buangan dalam bahan beracun untuk disekresikan dalam empedu dan urine
- Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen
- Sekresi empedu
- Pembentukan ureum
- Menyimpan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air.
c. Fungsi metabolik hati
1). Metabolisme Glukosa
Glukosa yang diambil dari vena portal disimpan dan diubah dalam hepatosit sebagai cadangan energi. Pada saat diperlukan glukogen diubah menjadi glukosa dan dilepaskan kedalam aliran darah untuk mempertahankan kadar glukosa normal.
2). Konversi Amonia
Amonia merupakan hasil samping dari proses glukoneogenesis dengan penggunaan asam amino.
3). Metabolisme Lemak
Asam lemak dapat dipecah oleh hati untuk memproduksi energi dan badan keton yang dapat masuk aliran darah dan menjadi sumber energi bagi otot dan jaringan tubuh. Pemecah asam lemak terjadi pada kondisi seperti kelaparan dan diabetes tidak terkontrol.
4). Metabolisme Protein
Hati mensintesis hampir seluruh plasma protein. Vitamin K diperlukan hati untuk mensintesis protombin dan sebagian faktor pembekuan lain.
5). Menyimpan Vitamin dan zat besi
Vitamin A, D dan beberapa vitamin b kompleks serta besi dan tembaga disimpan didalam hati.
6). Pembentukan empedu
Secara kontinyu hepatosit membentuk empedu dan dikumpulkan dalam kanalikulus serta saluran empedu. Empedu dikumpulkan dan disimpan dalam kandungan empedu untuk kemudian dialirkan kedalam intestinum bila diperlukan bagi pencernaan.
7). Ekskresi bilirubin
Hepatosit mengeluarkan bilirubin dari dalam darah, melalui reaksi kimia mengubahnya menjadi asam glukoronat lewat konjugasi sehingga lebih dapat larut dalam larutan encer.
8). Metabolisme obat dalam hati meliputi proses konjugasi akibat tersebut dengan sejumlah senyawa seperti asam glukoronat untuk membentuk substansi yang lebih larut sehimgga dapat diekskresikan kedalam feses atau urine seperti ekskresi bilirubin
(Smeltzer dan Bare (2001), edisi 8 vol 2, hal.1152 )
2. Pengertian
a) Hepatitis adalah inflamai hati yang dapat terjadi karena invasi bakteri,
cedera oleh agen fisik atau kimia (non-verbal) atau infeksi virus (Hepatitis
A,B,C,D,E.). (Doenges, 1999, hal 534).
b) Istilah Hepatitis dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat- obatan termasuk obat tradisional (www.chom.is-try.org/-41k).
3. Etiologi
a. Bakteri serta virus hepatitis
b. Toksin/racun
c. Obat-obatan
d. Malnutrisi
e. Alkohol
4. Patofisiologi
Disfungsi hati terjadi akibat kerusakan pada sel-sel parenkim hati. Proses perjalanan penyakit yang berkembang menjadi disfungsi hepatoseluler seperti bakteri serta virus, obat-obatan dan defisiensi nutrisi.
Sel hati bereaksi terhadap unsur-unsur yang paling toksik melalui glikogen lipid sehingga terjadi infiltrasi lemak. Metabolisme abnormal menyebabkan penurunan konsentrasi albumin serum dan edema.
Hepatitis B terutama ditularkan melalui darah (Jalur perkutan dan permuosa). Virus tersebut pernah ditemukan dalam darah, saliva, secret vagina, dan dapat ditularkan melalui membrane mukosa serta luka pada kulit.
Hepatitis memiliki massa inkubasi yang panjang (1 sampai 6 bulan).Virus hepatitis mengadakan replikasi dalam hati dan tetap berada dalam serum selama periode yang relative lama sehingga memungkinkan penularan virus tersebut. Gejala dan tanda hepatitis B dapat samaran dan bervariasi. Klien dengan hepatitis B dapat mengalami atralgia dan ruam, penurunan selera, makan, dyspepsia, nyeri abdomen, pegal-pegal menyeluruh, tidak ene badan dan lemah.gejala ikterus dapat terlihat atau kadang-kadang tidak nampak.
PATOFLODIAGRAM
5. Manifestasi klinis
a. Penurunan selera makan, anoreksia
b. Dyspepsia, nyeri tekan abdomen, nyeri tekan pada hepar
c. Pegal-pegal yang menyeluruh, tidak enak badan dan lemah
d. Ikterus, tinja berwarna cerah dan urine berwarna gelap
e. Hati dan limfa membesar
( Smeltzer & Bare (2001), ed 8 vol 2, hal 1174 ).
6. Pemeriksaan diagnostic
a. Tes fungsi hati : Abnormal (4 – 10 kali)
b. SGOT/SGPT : Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1 – 2 minggu
sebelum ikterik, kemudian tampak menurun.
c. Darah lengkap : SDM menurun berhubungan dengan penurunan hidup
SDM/mengakibatkan perdarahan
d. Leucopenia : Trombositopenia mungkin ada
e. Feses : Warna tanah liat.
f. Albumin serum : Menurun
g. Gula darah : Hiperglikemia transient/hipoglikemi.
h. HBsAg : Dapat positif (tipe B)/negatif (tife A)
i. Masa protrombin : Mungkin memanjang
j. Urinalisa : peningkatan kadar bilirubin
( Doenges, 1999. hal 535 ).
7. Penatalaksanaan
a. Tirah baring
b. Nutrisi yang adekuat, diare rendah protein
c. Masa pemulihan, pengembalian aktivitas fisik
d. Tidak mengkonsumsi alcohol
e. Melindungi individu yang berisiko tinggi
8. Komplikasi
a. Nekrosis sel hati
Nekrosis diikuti oleh regenerasi dari jaringan hepar, tetapi tidak dalam cara yang normal. Jaringan fibrosa yang terbentuk merusak bentuk normal lobule hepar. Perubahan fibrosa yang terbentuk merusak bentuk normal lobule hepar.
b. Kegagalan hati Fulminan
Gagal hati fulminan ditandai oleh ensefalopati hepatic yang terjadi dalam waktu beberapa minggu sesudah dimulainya penyakit pada pasien yang tidak terbukti menunjukan riwayat disfungsi hati.
Hepatitis virus merupakan penyebab gagal hati fulminan yang paling sering ditemukan. Penyebab lainnya mencakup obat-obatan toksik dan zat-zat kimia, gangguan metabolic dan perubahan struktur hati.
B. Konsep dasar keperawatan
Ilmu keperawatan didasarkan pada teori yang sangat luas. Proses keperawtan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan. Hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang memerlukan ilmu, tekhnik, dan keterampilan intrapersonal dan ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan klien/keluarga. Proses keperawatan terdiri dari : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data sebagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien ( Nursalam, 2001, hal. 1 ). Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan Asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Setelah dilakukan pengkajian data kemudian dikumpulkan dan terdiri dari 2 tipe data yaitu :
a. Data subjektif, data yang didapat dari klien sendiri sebagai salah satu pendapat terhadap situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak dapat
ditentukan oleh perawat secara independen tetapi melalui interaksi atau komunikasi.(Nursalam dikutip dari et-al,1996,2001,hal.19).
b. Data objektif, data yang dapat diobservasi dan diukur
( Nursalam dikutip dari Iyer et. al, 1996, 2001, hal. 19).
Untuk kasus hepatitis pada klien pengkajian yang dilakukan menurut Doenges (1999), hal 533
a. Makan/cairan
Gejala :hilang nafsu makan (anoreksia), penurunan berat badan atau meningkat (edema) mual/muntah.
Tanda : Asites
b. Sirkulasi
Tanda : bradikardi (hiperbilirubinemia berat), ikterik pada sclera
c. Eliminasi
Gejala urine gelap, diare/konstipasi.
d. Neurosensori
Tanda : peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriksis
e. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, mialgia, artrolgia, sakit kepala, gatal.
Tanda : otot tegang, gelisah
f. Pernafasan
Gejala : tidak minat/enggan merokon (perokok)
g. Keamanan
Gejala : adanya transusi darah/produk darah
Tanda : demam, urtikasia, lesi makulopopuler, splenomegali.
h. Seksualitas
Gejala : pola hidup/perilaku meniingkat resiko terpajan
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasikan, memfokuskan dan mangatasi kebutuhan spesifik klien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi. ( Doenges, 1999, hal. 8 ).
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia dan individu atau kelompok perawat secara pasti untuk menjaga, membatasi, mencegah dan mengubah status kesehatan. (Nursalam, 2001. hal. 35 ).
Ada dua contoh Hirarki yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah, yaitu :
a. Hirarki maslow.
Maslow (1976) menjelaskan kebutuhan dasar manusia di bagi lima, yaitu: fisiologi, rasa aman dan nyaman, mencintai dan dicintai, harga diri dan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologi biasanya sebagai prioritas utama bagi dan dari kebutuhan lainnya. (Sumber ; Nursalam, 2001, hal.52).
Keterangan :
1) Kebutuhan fisiologis.
Contoh : udara, air, makanan, elektrolit.
2) Kebutuhan keselamatan dan keamanan.
Contoh : terhindar dari penyakit, pencurian dan perlindungan hukum.
3) Kebutuhan rasa memiliki dan afeksi.
Contoh : mendambakan kasih sayang, ingin mencintai dan dicintai, diterima oleh kelompok.
4) Kebutuhan harga diri dan hormat diri.
Contoh : dihargai dan menghargai, respon dari orang lain, toleransi dalam hidup berdampingan.
5) Kebutuhan aktualisasi diri.
Contoh : pemenuhan diri, hasrat untuk mengetahui dan memahami kebutuhan estetik, ingin di akui, berhasil dan menonjol dari orang lain.
(Sumber : Smeltzer dan Bare (2001), edisi 8 vol 2, hal.14).
b. Hirarki Kalish.
Kalish 91983) lebih jauh menjelaskan kebutuhan Maslow dengan berbagai kebutuhan fisiologis menjadi kebutuhan untuk bertahan hidup, yaitu udara, air, temperature, eliminasi, istirahat dan menghindari nyeri.
(Nursalam 2001 h-53) Dikutip dari Iyer et.al 1996.
Adapun diangnosa yang muncul pada klien dengan hepatitis adalah:
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum dan gangguan rasa nyaman (Doenges, 1999)
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual/muntah (Doenges,1999).
c. Resiko tinggi transmisi infeksi berhubungan dengan sifat dapat menular agen virus (Capernito,1999)
d. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit berhubungan dengan kurang inormasi. (Doenges,1999).
3. Perencanaan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain masalah untuk mencegah. Mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan pada diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan mengumpulkan rencana dokumentasi. (Nursalam dikutip dari Iyer, Tap tich dan Bernocchi-Losey, 1996).
Langkah-langkah perencanaan untuk mengevaluasi rencana tindakan keperawatan, maka ada beberapa komponen yang perlu di perhatikan, yaitu :
a. Menentukan prioritas
b. Menentukan criteria hasil
c. Menentukan rencana tindakan
d. Dokumentasi
(Sumber : Nursalam, 2001, hal.52).
Adapun perencanaan dari tiap-tiap diagnosa yang sudah ditetapkan adalah ;
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum dan gangguan rasa nyaman
Tujuan :
Peningkatan energi dan partisipasi dalam aktivitas
Kriteria :
- Melaporkan peningkatan kekuatan dan kesehatan klien
- Menunjukan teknik/perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas
Intervensi :
1. Tingkatkan tirah baring/duduk
Rasional: meningkakan istirahat dan ketenangan
2. Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
Rasional : meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan
3. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan gerak sendi pasif/aktif
Rasional : tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan.
4. Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati
Rasional : menunjukan kurangnya resolusi/ekaserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut, menganti program terapi (Doenges,1999,hal.534)
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual/muntah.
Tujuan :
Perbaikan status nutrisi
Kriteria :
- Melaporkan peningkatan selera makan dan rasa sehat
- Menunjukan peningkatan berat badan
Intervensi :
1 Awasi pemasukan diet/jumlah kalori
Rasional : makan banyak sulit untuk mengatur bila klien anoreksia
2 Berikan perawatan mulut sebelum makan
Rasional : menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan
3 Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
Rasional : menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
4 Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen sepanjang hari
Rasional : bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna (Doenges,1999,hal.534)
c. Resiko tinggi transmisi infeksi berhubungan dengan sifat dapat menular agen virus
Tujuan :
Mencegah/menurunkan resiko penyebaran infeksi
Kriteria :
Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tampa komplikasi
Intervensi :
1 Pantau tanda-tanda vital dengan ketat khususnya selama awal terapi
Rasional : selama periode waktu ini, potensial komplikasi fatal dapat terjadi.
2 Tunjukan/dorong teknik mencuci tangan yang baik
Rasional : efektif berarti menurunkan penyebaran/ tambahan infeksi
3 Batasi pengunjung sesuai indikasi
Rasional : menurunkan pemejanan terhadap pathogen infeksi lain.
4 Lakukan isolasi pencegahan sesuai individual
Rasional : tergantung pada tipe infeksi, respon terhadap antibiotic, kesehatan umum pasien, dan terjadinya komplikasi, teknik isolasi mungkin diperlukan untuk mencegah penyebaran (Doenges,1999,hal 169)
d. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit berhubungan dengan kurang informasi
Tujuan :
Klien mengerti tentang proses penyakit dan pengobatan
Kriteria :
- Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan
- Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan
Intervensi :
1. Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan/ prognosis,
kemungkinan pilihan pengobatan
Rasional : Mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan/ salah
informasi dan memberikan kesempatan untuk memberikan informasi tambahan sesuai keperluan
2. Berikan informasi khusus tentang pencegahan/penularan penyakit
Rasional : Kebutuhan akan bervariasi karena tipe hepatitis
3. Bantu klien mengidentifikasi aktivitas pengalih
Rasional : Aktifitas yang dapat dinikmati akan membantu klien
menghindari pemusatan pada penyembuhan panjang
4. Diskusikan efek samping dan bahaya obat yang dijual bebas
Rasional : Beberapa obat merupakan toksik untuk hati (Doenges,1999,hal 535)
4. Pelakasanaan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik “dikutip dari Iyer et-al., 1996” (Nursalam, 2001, hal.63). Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping(Nursalam, 2001, hal.63).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai (Nursalam,2001,hal.71). Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan (Nursalam, 2001, hal.71).
Evaluasi yang digunakan mencakup dua bagian, yaitu evaluasi formatif yang disebut juga evaluasi yang dilaksanakan secara terus menerus terhadap tindakan yang telah dilakukan. Sedangkan evaluasi sumatif yang disebut juga evaluasi akhir tindakan yang dilakukan dan menggambarkan perkembangan dalam mencapai tindakan yang dilakukan dan menggambarkan perkembangan dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan. Bentuk evaluasi ini lazim menggunakan format “SOAP”. (Iyer,et-al,1996, Dalam Dokumentasi Nursalam).
6. Perencanaan pulang
a. Jelaskan kepada klien dan keluarga mengenai tanda gejala serta komplikasi yang mungkin timbul
b. Jelaskan kepada klien dan keluarga mengenai penyebaran virus hepatitis B dan cara melindungi diri dari virus hepetitis B
c. Dorong keluarga untuk memberikan dukungan yang positif selama proses penyembuhan
d. Pengobatan lanjut di rumah
e. Rencanakan kontrol ulang untuk mengetahui kemajuan dalam pengobatan
Nama saya Rebecca dan sudah 2 bulan sejak dr. Iyabiye menyelamatkan saya dari hepatitis kronis b. Saya menderita penyakit itu untuk waktu yang lama, perut saya bengkak dan sakit di sekujur tubuh. Saya memanggilnya dan dia memberi saya obatnya dan setelah saya minum obat, saya sembuh. Saya di sini untuk mengucapkan terima kasih dan memberi tahu orang-orang bahwa hepatitis dapat disembuhkan. Hubungi dia di: iyabiyehealinghome@gmail.com Hubungi / whtsapp: +2348072229413
BalasHapus